Inilah Sholat Sunnah Rutinitas
Berikut ini adalah amalan shalat sunnah yang bisa di amalkan
secara rutin dan besar pahalanya.
PERTAMA:
SHALAT SUNNAH ROWATIB
Mengenai
keutamaan shalat sunnah rawatib diterangkan dalam hadits berikut ini. Ummu
Habibah berkata bahwa ia mendengar Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَنْ
صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ
بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat
12 raka’at (sunnah rawatib) sehari semalam, akan dibangunkan baginya rumah di
surga.” (HR. Muslim no. 728)
Dalam
riwayat At Tirmidzi sama dari Ummu Habibah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
صَلَّى فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى
الْجَنَّةِ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ
بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ
صَلاَةِ الْفَجْرِ
“Barangsiapa sehari semalam
mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib), akan dibangunkan baginya rumah
di surga, yaitu: 4 raka’at sebelum Zhuhur, 2 raka’at setelah Zhuhur, 2 raka’at
setelah Maghrib, 2 raka’at setelah ‘Isya dan 2 raka’at sebelum Shubuh.”
(HR. Tirmidzi no. 415 dan An Nasai no. 1794, kata Syaikh Al Albani hadits ini
shahih).
KEDUA:
SHALAT MALAM (TAHAJJUD)
.
Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ
الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ
الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa setelah puasa
Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah
shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah)
Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ
بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ
إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ
“Hendaklah kalian melaksanakan
qiyamul lail (shalat malam) karena shalat amalan adalah kebiasaan orang sholih
sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat
menghapuskan kesalahan dan dosa. ” (Lihat Al Irwa' no. 452. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Mu'adz
bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata, "Shalat hamba di tengah malam
akan menghapuskan dosa." Lalu beliau membacakan firman Allah Ta'ala,
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ
الْمَضَاجِعِ
"Lambung
mereka jauh dari tempat tidurnya, ..." (HR. Imam Ahmad dalam Al Fathur
Robbani 18/231. Bab "تَتَجَافَى
جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ ")
'Amr
bin Al 'Ash radhiyallahu 'anhu berkata, "Satu raka'at shalat malam
itu lebih baik dari sepuluh rakaat shalat di siang hari." (Disebutkan oleh
Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma'arif 42 dan As Safarini dalam Ghodzaul Albaab 2:
498)
Ibnu
'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, "Barangsiapa yang shalat malam
sebanyak dua raka'at maka ia dianggap telah bermalam karena Allah Ta'ala dengan
sujud dan berdiri." (Disebutkan oleh An Nawawi dalam At Tibyan 95)
KETIGA
: SHALAT WITIR
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اجْعَلُوا
آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah akhir shalat malam
kalian adalah shalat witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751)
KEEMPAT
: SHALAT DHUHA
Dari
Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ
عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ
وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ
صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ
وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Pada pagi hari diharuskan bagi
seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih
(subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa
sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai
sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai
sedekah.
Begitu
pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari
kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan
melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.”
(HR. Muslim no. 720)
Padahal
persendian yang ada pada seluruh tubuh kita sebagaimana dikatakan dalam hadits
dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah 360 persendian. ‘Aisyah pernah
menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّهُ
خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلاَثِمَائَةِ
مَفْصِلٍ
“Sesungguhnya setiap manusia
keturunan Adam diciptakan dalam keadaan memiliki 360 persendian.” (HR.
Muslim no. 1007)
Hadits
ini menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Namun sedekah dengan 360 persendian ini dapat digantikan dengan shalat Dhuha
sebagaimana disebutkan pula dalam hadits berikut,
أَبِى
بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « فِى
الإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ
كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً ». قَالُوا فَمَنِ الَّذِى يُطِيقُ ذَلِكَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوِ الشَّىْءُ
تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ
عَنْكَ »
“Dari Buraidah, beliau mengatakan
bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki
kewajiban untuk bersedekah.”
Para
sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh
persendiannya, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas
mengatakan, “Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari
jalanan.
Jika
engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua
raka’at.” (HR. Ahmad, 5: 354. Syaikh Syu’aib
Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirohi)
Imam
Nawawi mengatakan, “Hadits dari Abu Dzar adalah dalil yang menunjukkan
keutamaan yang sangat besar dari shalat Dhuha dan menunjukkannya kedudukannya
yang mulia. Dan shalat Dhuha bisa cukup dengan dua raka’at.” (Syarh Shahih
Muslim, 5: 234)
Asy
Syaukani mengatakan, “Hadits Abu Dzar dan hadits Buraidah menunjukkan
keutamaan yang luar biasa dan kedudukan yang mulia dari Shalat Dhuha. Hal ini
pula yang menunjukkan semakin disyari’atkannya shalat tersebut.
Dua
raka’at shalat Dhuha sudah mencukupi sedekah dengan 360 persendian. Jika memang
demikian, sudah sepantasnya shalat ini dapat dikerjakan rutin dan terus
menerus.” (Nailul Author, 3: 77)
KELIMA: SHALAT ISYROQ
Shalat
isyroq termasuk bagian dari shalat Dhuha yang dikerjakan di awal waktu.
Waktunya dimulai dari matahari setinggi tombak (15 menit setelah matahari
terbit) setelah sebelumnya berdiam diri di masjid selepas shalat Shubuh
berjama’ah. Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ
سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ
وَعُمْرَتُهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat
shubuh dengan berjama'ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai
melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang
berhaji atau berumroh secara sempurna.” (HR. Thobroni. Syaikh Al Albani
dalam Shahih Targhib 469 mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirihi/ shahih
dilihat dari jalur lainnya)
Dari
Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ
ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى
رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
“Barangsiapa yang melaksanakan
shalat shubuh secara berjama'ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah
hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka'at, maka ia
seperti memperoleh pahala haji dan umroh.”
Beliau
pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR.
Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
(Lilik ibadurrohman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar