Rabu, 16 Oktober 2013

DI HARI TASYRIK PERBANYAKLAH BERDZIKIR DAN BERDO'A...



Jangan lewatkan momen seperti ini pada saat ini [hari tasyrik di mulai tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah].

1. MEMPERBANYAK TAKBIR

"اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ"

Allah berfirman:

وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ

“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.” (QS. Al Baqarah: 203)

ibnu Abbas, Atho' bin Abi robah menafsirkan: Yang dimaksud hari yang terbilang adalah hari idul Adha (10 Dzulhijjah), dan hari-hari tasyriq (11, 12 dan 13 Dzulhijjah).

Dzikir yang bisa di amalkan =

Pertama, dzikir muqoyyad :

Berdzikir kepada Allah dengan BERTAKBIR setelah selesai menunaikan shalat wajib. Ini disyariatkan hingga akhir hari tasyriq sebagaimana pendapat mayoritas ulama. Hal ini juga diriwayatkan dari ‘Umar, ‘Ali dan Ibnu Abbas.

Kedua, Dzikir muthlaq :

Mengingat Allah dengan memperbanyak BERTAKBIR secara mutlak, di manapun dan kapanpun. Sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin khoththob radhiyallahu ‘anhu.

وقد كان عمر رضي الله عنه يكبر في قبته بمنى فيسمعه أهل المسجد فيكبرون, ويكبر أهل الأسواق حتى ترتج منى تكبيراً
.
Umar melakukan takbiran di kemahnya di Mina -ketika hari tasyrik-, kemudian diikuti oleh banyak orang, baik yang ada di masjid-masjid maupun di pasar-pasar sehingga Mina bergetar -menggemuruh- karena gema suara takbir". (HR. Bukhari, hadis no.970)

2. MEMPERBANYAK DO'A DI HARI TASYRIK

Allah Ta’ala berfirman:

فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu.

Maka di antara manusia ada orang yang BERDO'A: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat...

Dan di antara mereka ada orang yang BERDO'A: Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al Baqarah, Ayat: 200-201)

Dari ayat ini kebanyakan para ulama salaf menganjurkan membaca do’a “Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” di hari-hari tasyriq. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh ‘Ikrimah dan ‘Atho’ ibnu Abi Robbah.


-Diriwayatkan dari Al Jashshosh, dari Kinanah Al Qurosy, dia mendengar Sahabat Abu Musa Al Asy’ariy radhiyallahu anhu berkata ketika berkhutbah di hari An Nahr (Idul Adha) :

“Tiga hari setelah hari An Nahr (yaitu hari-hari tasyriq), itulah yang disebut oleh Allah dengan ayyam ma’dudat (hari yang terbilang). Do’a pada hari-hari tersebut tidak akan tertolak (pasti terkabul), maka segeralah berdo’a dengan berharap pada-Nya” (Shahih, Ibnu Rojab dalam kitabnya Latho-if Al Ma’arif, 505-506)

Maroji':
"Latho'iful Ma'arij" Karya ibnu Rojab, "Fadhlu Ayyamit Tasyrik" Karya Ibrahim ibnu Muhammad Al-Haqil
(Lilik i (Abu Utsman))

Selasa, 15 Oktober 2013

Apa Saja Keutamaan Hari Arofah "9 Dzulhijjah"...



Hari ‘Arafah yang kita rayakan setiap tahunnya pada tanggal 9 Dzulhijjah, adalah hari yang memiliki banyak keistimewaan dan kemuliaan di sisi Allâh.
 
          Diantara keutamaannya adalah:
 
1.      Hari ‘Arafah adalah hari agung yang dijuluki “al-Yaumul Masyhûd” dalam al-Qur’an, yaitu "hari yang disaksikan".  
 
Sebagaimana tafsiran Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam terhadap sumpah Allâh dalam Surat al-Burûj (ayat: 2-3):
وَالْيَوْمِ الْمَوْعُوْدِ وَشَاهِدٍ وَمَشْهُوْدٍ
 
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
“al-Yaumul Ma’ûd adalah hari yang dijanjikan yaitu hari kiamat, sementara al-Yaumul Masyhûd adalah Hari ‘Arafah, dan yang dimaksud asy-Syâhid dalam ayat ini adalah hari Jum’at.” (Shahih, Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Imâm al-Albâni).
2.      Hari Arofah adalah salah satu hari yang terdapat di  "Asyharul Hurum" (Bulan-bulan Suci)
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
(إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ) [سورة التوبة : 39].
Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah 12 bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, diantaranya ada 4 bulan Haram (bulan Suci)." (QS. At-Taubah: 36)
 
Adapun Asyharul Hurum : Bulan Dzulqo'dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab. Sedangkan Hari Arafah adalah satu hari yang terdapat pada bulan Dzilhijjah.
3.      Hari Arofah Adalah satu hari yang berada di Asyhurul Haj (Bulan-bulan haji)
Allah Ta'ala berfirman:
  (الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ) [سورة البقرة : 197
Artinya: "Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah di maklumi.." (QS. Al-Baqarah: 197)  
Asyhurul Haj yaitu Bulan Syawwal, Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah.
4.      Hari Arafah, adalah salah satu hari yang berada di Ayyamul Ma'lumat (Hari-hari yang telah di tentukan)
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
 
3 (لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ) [سورة الحج:28]. قال ابن عباس –رضي الله عنهما : الأيام المعلومات : عشر ذي الحجة.
 
Artinya: "Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka, dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah di tentukan." (QS. Al-Hajj: 28). 
Abdullah bin Abbas pernah berkata: Ayyamul Ma'lumat adalah 10 hari di bulan Dzulhijjah.  
 
5.     Hari Arofah termasuk salah satu hari yang terdapat di Layalin Asyr
Layalin Asyr adalah 10 hari di awal bulan Dzulhijjah, yang mana Allah bersumpah dengannya (yaitu Layalin Asyr) dan di dalamnya terdapat keutamaan yang sangat agung.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
(وَلَيَالٍ عَشْرٍ ) [سورة الفجر:2
Artinya:
"Demi malam yang sepuluh" (QS Al-Fajr: 2)
Abdullah bin Abbas berkata: Malam yang sepuluh di ayat ini adalah sepuluh Dzulhijjah" dan pendapat ibnu Abbas ini di benarkan oleh ibnu Katsir dalam kitab Tafsirnya.
7.      Hari Arofah adalah hari Al-Watr, Allah bersumpah dengan adanya hari Al-Watr (yaitu hari Arofah), hal ini karena mulianya hari Arofah.
Allâh  Ta'ala berfirman:
والشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
Artinya: "Demi hari Asy-Syaf'u dan Al-Watr" (QS. Al-Fajr: 3)
 
“asy-Syaf’u” berarti genap, Ibnu ‘Abbâs, ikrimah, Adh-Dhohak menafsirkannya dengan “Yaumul Adh-ha” hari Idul Adha yang jatuh pada bilangan genap yaitu hari ke-10 Dzulhijjah. Sedangkan “al-Watr” berarti ganjil. Ibnu ‘Abbâs menafsirkannya sebagai hari yang ganjil yaitu hari ke-9 Dzulhijjah.
8.      Hari Arofah adalah salah satu hari yang terdapat dalam Ayyamul Asyr Al-Mufadh-dholah.  Barangsiapa yang mengamalkan amalan-amalan yang syar'i di dalamnya, maka ia akan memperoleh pahala yang besar.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّوَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ، يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ؟ قَالَ: "وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ

“Tidak ada hari dimana suatu amal shalih lebih di cintai Allah melebihi amal shalih yang dilakukan di hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama Dzulhijjah)”. 
 
Para sahabat bertanya,”Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad di jalan Allah?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Termasuk lebih utama dibanding jihad di jalan Allah,
 
kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (kemedan jihad) dan tidak ada satu pun yang kembali (ia mati syahid)”. (Shahih : HR al-Bukhari (no. 969), Abu Dawud (no. 2438), at-Tirmidzi (no. 757), dll)
9.      Di hari Arofah, Allah menurunkan ayat tentang kesempurnaan agama islam, dan kesempurnaan nikmat.
Dalam atsar yang shahih di sebutkan ; "Ada seorang Yahudi yang bertanya kepada Umar: "Wahai Umar bin Khoththob, ada satu ayat yang terdapat di kitab anda, yang mana anda juga membacanya. Lalu Umar menjawab: Ayat apa itu? Lalu oramg yahudi berkata: 
 
( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمْ الْإِسْلَامَ دِينًا) [ سورة المائدة:3].    
          Artinya:
"Hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah aku ridhai islam sebagai agamamu." (QS. Al-Ma'idah: 3)
Lalu Umar bin khoththob menjawab: "Sungguh aku telah mengetahui tentang turunnya ayat ini kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, dan Nabi saat itu berada di arofah pada hari jum'at." [Shahih, HR. Bukhâri: 45, Muslim: 3017]
10.     Berpuasa di hari Arofah mendapatkan keutamaan yang besar sekali, yaitu di hapuskan dosa-dosanya selama 1 tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ
Artinya:
Puasa pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya." (Shahih, HR Muslim (no. 1162 (196))
 
11.  Berpuasa di hari Arofah telah di contohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, bahkan beliau senantiasa perpuasa di hari itu.
Diriwayatkan dari sebagian isteri Nabi , mereka berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنْ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada 'sembilan hari bulan Dzulhijjah', hari ‘Asyura, tiga hari pada setiap bulan, dan hari Senin pertama awal bulan serta hari Kamis."  (Shahih, HR. Shahih : HR Abu Dawud (no. 2437))
Penjelasan: Nabi senantiasa berpuasa pada 'sembilan hari bulan Dzulhijjah' (yaitu tanggal 1 sampai dengan tanggal 9 Dzulhijjah), sedangkan hari arofah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
12.  Hari Arofah adalah hari Raya orang yang berwuquf  di Arofah (dalam pelaksanaan ibadah haji).
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
 
(يوم عرفة ويوم النحر وأيام منى عيدنا أهل الإسلام ) رواه أبو داود وصححه الألباني وغيره.
            Artinya:
"Hari Arofah, Hari Nahr (idul Adha), dan Hari Mina (Hari tasyriq) adalah hari raya islam [dalam berhaji]." (Shahih, HR Abu Dawud, di shahihkan oleh Al-Albani, ibnu Hajar, dll)
13.  Berdo'a di hari Arofah mustajabah. (sangat mudah di kabulkan oleh Allah), hal ini karena keutamaan hari Arofah.
Rasulullahu Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
"Sebaik-baik do'a adalah do'a yang di panjatkan di hari Arofah." (Hasan, HR Tirmidzi, di hasankan oleh imam Tirmidzi, Al-Albani, dll)
14.  Di hari Arofah  adalah Pembebasan dari api neraka.

Dalam hadit juga di sebutkan:


مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ

“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka kemudian  membangga-banggakan mereka (orang-orang yang tengah Wukuf di Arofah) dihadapan  para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (Shahih, HR. Muslim)
Dalam riwayat lain:
(إن الله يباهي بأهل عرفات أهل السماء، فيقول لهم: انظروا إلى عبادي، جاؤوني شعثاً غبراً : وفي رواية
رواه أحمد وصححه الألباني".
"Sesungguhnya Allah bangga dengan orang yang tengah wuquf  fi Arofah dan berkata kepada para malaikat-Nya: "Lihatlah kepada hamba-hamba-Ku –yang wuquf- di Arofah, mereka mendatangi-Ku dalam keadaan rambut kusut, badan berdebu." (Shahih, HR Ahmad, di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani)
15.  Allah membangga-banggakan Ahli Arofah (orang yang sedang wukuf di Arofah ketika berhaji)  di hadapan para Malaikat yang ada di langit.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
( إن الله يباهي بأهل عرفات أهل السماء) رواه أحمد وصححه الأرناؤوط والألباني وغيره.
 
Artinya: "Sesungguhnya Allah membangga-banggakan mereka (orang-orang yang tengah Wukuf di Arofah) di hadapan para Malaikat seraya berfirman: ‘Apa yang diinginkan oleh hamba-hamba-Ku ini?”  [Shahih, HR Ahmad, di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani]
16.  Di hari Arofah dianjurkan untuk memperbanyak Takbir.
Sebagian ulama' berkata: Takbir yang di ucapkan di arofah ini  adalah "takbir Muqoyyad" (takbir yang di ucapkan setelah selesai shalat lima waktu).
Ibnu Hajar pernah berkata dalam fathul Bari:
قال ابن حجر –رحمه الله- : ورد عن الصحابة من قول علي وابن مسعود - رضي الله عنهم- أنه من صبح يوم عرفة إلى آخر أيام منى)- اخرجه بن أبي شيبة في مصنفه
Artinya:
Hal ini sebagaimana yang bersumber dari amalan para sahabat, seperti Ali dan Ibnu Mas'ud, sesungguhnya mereka memperbanyak takbir sejak selesai shalat subuh hingga selesai hari-hari Mina (terakhir hari Tasyrik ba'da Asar)." (Shahih, HR ibnu Abi Syaibah dalam kitab "Mushonnaf")
          Adapun lafad takbirnya sebagaimana yang berasal dari para sahabat:
            Pertama, Takbir Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
 
Riwayat dari beliau ada 2 lafadz takbir:
 
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ
Atau:
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ
 
Keterangan: Lafadz: “Allahu Akbar” pada takbir Ibn Mas’ud boleh dibaca dua kali atau tiga kali. Semuanya diriwayatkan Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf. 
 
Kedua, Takbir Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma
 
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
اللَّهُ أَكْبَرُ وَأَجَلُّ اللَّهُ أَكْبَرُ، عَلَى مَا هَدَانَا
 
Keterangan:Takbir Ibn Abbas diriwayatkan oleh Al Baihaqi dan sanadnya dishahihkan Syaikh Al Albani. 
 
Ketiga, Takbir Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu
 
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
 
Keterangan: Ibn Hajar mengatakan: Takbir Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan oleh Abdur Razaq dalam Al Mushanaf dengan sanad shahih dari Salman.
 
17.  Di hari Arofah terdapat Rukun haji yang sangat penting
Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:
الحَجُّ عَرَفَةُ
“Inti ibadah haji adalah Wukuf di Arafah.” [HR. at-Tirmidzi: 889, dan dinyatakan shahih oleh al-Imam Tirmidzi, al-Albâni, dll]
 
Al-Imam at-Tirmidzi membawakan penjelasan para Imam seperti Sufyan ats-Tsauri, asy-Syâfi’i, Ahmad dan yang lainnya, bahwasanya barangsiapa melaksanakan haji namun tidak Wukuf di ‘Arafah maka hajinya terbilang tidak sah. 
 
Ini menunjukkan betapa mulianya hari ‘Arafah sebagai puncak dan rukun terbesar dari segenap rangkaian manasik haji bagi mereka para tamu Allâh.
 
Ini adalah beberapa keutamaan hari Arofah, dan semoga Allah menerima amal ibadah kita, dan menjadikan kitasebagai hamba-hamba Allah yang ikhlas dalam mengarapkan ridha-Nya. Amin ya Robbal Alamin.
Maraji':  "Fadhlu Yaumi Arofah" Karya Rasyid bin Mughidh Al-Adwani, dll
(Lilik I (Abu Utsman))

Minggu, 13 Oktober 2013

JANGAN LUPA BANYAK BERDO'A DI HARI AROFAH


JANGAN LUPA BANYAK-BANYAK BERDO'A DI HARI AROFAH (9 Dzulhijjah)....

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

“Sebaik-baik do’a adalah DO"A pada Hari Arafah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula yang diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir,

(Tidak ada Tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. MilikNyalah segala kerajaan dan segala pujian, Allah Maha Menguasai segala sesuatu).”

(Hadits Hasan, HR. Tirmidzi (3585), di hasankan oleh Al-Albani (Shahih Targhib Wat Tarhib (1536)).
------------------------------
Do'a diatas adalah berlaku umum -baik jama'ah haji atau tidak-sebagaimana yang di sebutkan oleh para sahabat, seperti Abdullah bin Abbas & amru ibnu Huraits, dan juga para ulama' setelahnya seperti Qadhi iyadh, Abul Walid Al-Baji, ibnu Qudamah, Ahmad bin Hambal, dll.

Dalam riwayat lain, disebutkan secara ringkas :

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ دعاء يَوْمِ عَرَفَةَ

Artinya: “Sebaik-baik do’a adalah DO"A pada Hari Arafah" (Hasan, HR Imam Malik dalam Muwaththa' (500), di hasankan oleh Al-Albani (Shahihul Jami': 1102))

Maraji': Al-Mughni (2/129) li ibni Qudamah, "Al-Muntaqa Syarh Al-Muwaththa' (1/358) li Abil Walid Al-Baji, "Al-Islam Su'al Wa Jawab" li Shalih Munajjid

[Lilik I (Abu Utsman)]