Hari ‘Arafah
yang kita rayakan setiap tahunnya pada tanggal 9 Dzulhijjah, adalah hari yang
memiliki banyak keistimewaan dan kemuliaan di sisi Allâh.
Diantara keutamaannya adalah:
1.
Hari ‘Arafah adalah hari agung
yang dijuluki “al-Yaumul Masyhûd” dalam al-Qur’an, yaitu "hari yang
disaksikan".
Sebagaimana tafsiran Rasûlullâh
shallallâhu ‘alaihi wasallam terhadap sumpah Allâh dalam Surat al-Burûj (ayat: 2-3):
وَالْيَوْمِ الْمَوْعُوْدِ وَشَاهِدٍ وَمَشْهُوْدٍ
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa
Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
“al-Yaumul
Ma’ûd adalah hari yang dijanjikan yaitu hari kiamat, sementara al-Yaumul Masyhûd
adalah Hari ‘Arafah, dan yang dimaksud asy-Syâhid dalam ayat ini adalah hari
Jum’at.” (Shahih, Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Imâm al-Albâni).
2.
Hari Arofah adalah salah satu hari yang terdapat di "Asyharul Hurum" (Bulan-bulan
Suci)
Allah
Subhanahu Wata'ala berfirman:
(إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا
فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ
حُرُمٌ) [سورة التوبة : 39].
Artinya:
"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah 12 bulan, (sebagaimana)
dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, diantaranya
ada 4 bulan Haram (bulan Suci)." (QS. At-Taubah: 36)
Adapun
Asyharul Hurum : Bulan Dzulqo'dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab.
Sedangkan Hari Arafah adalah satu hari yang terdapat pada bulan Dzilhijjah.
3.
Hari Arofah Adalah satu hari yang berada di Asyhurul
Haj (Bulan-bulan haji)
Allah
Ta'ala berfirman:
(الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ) [سورة البقرة
: 197
Artinya:
"Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah di maklumi.." (QS.
Al-Baqarah: 197)
Asyhurul
Haj yaitu Bulan
Syawwal, Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah.
4.
Hari Arafah, adalah salah satu hari yang berada di
Ayyamul Ma'lumat (Hari-hari yang telah di tentukan)
Allah
Subhanahu Wata'ala berfirman:
3 (لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي
أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ) [سورة الحج:28]. قال ابن عباس –رضي الله عنهما : الأيام
المعلومات : عشر ذي الحجة.
Artinya:
"Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka, dan agar mereka
menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah di tentukan." (QS.
Al-Hajj: 28).
Abdullah
bin Abbas pernah berkata: Ayyamul Ma'lumat adalah 10 hari di bulan
Dzulhijjah.
5. Hari
Arofah termasuk salah satu hari yang terdapat di Layalin Asyr
Layalin Asyr adalah
10
hari di awal bulan Dzulhijjah, yang mana Allah
bersumpah dengannya (yaitu Layalin Asyr) dan di dalamnya terdapat keutamaan
yang sangat agung.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
(وَلَيَالٍ عَشْرٍ ) [سورة الفجر:2
Artinya:
"Demi malam yang sepuluh"
(QS Al-Fajr: 2)
Abdullah bin Abbas berkata: Malam
yang sepuluh di ayat ini adalah sepuluh Dzulhijjah" dan pendapat ibnu
Abbas ini di benarkan oleh ibnu Katsir dalam kitab Tafsirnya.
7.
Hari Arofah adalah hari Al-Watr,
Allah bersumpah dengan adanya hari Al-Watr (yaitu hari Arofah), hal ini karena
mulianya hari Arofah.
Allâh
Ta'ala berfirman:
والشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
Artinya: "Demi hari Asy-Syaf'u
dan Al-Watr" (QS. Al-Fajr: 3)
“asy-Syaf’u” berarti genap, Ibnu ‘Abbâs, ikrimah, Adh-Dhohak menafsirkannya
dengan “Yaumul Adh-ha” hari Idul Adha yang jatuh pada bilangan genap
yaitu hari ke-10 Dzulhijjah. Sedangkan “al-Watr” berarti ganjil. Ibnu
‘Abbâs menafsirkannya sebagai hari yang ganjil yaitu hari ke-9 Dzulhijjah.
8. Hari
Arofah adalah salah satu hari yang terdapat dalam Ayyamul Asyr
Al-Mufadh-dholah. Barangsiapa yang
mengamalkan amalan-amalan yang syar'i di dalamnya, maka ia akan memperoleh
pahala yang besar.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّوَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ، يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ؟ قَالَ: "وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tidak ada hari dimana suatu amal shalih lebih di cintai Allah melebihi amal shalih yang dilakukan di hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama Dzulhijjah)”.
Para sahabat
bertanya,”Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad di jalan Allah?”
Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Termasuk lebih utama dibanding jihad di jalan
Allah,
kecuali orang
yang keluar dengan jiwa dan hartanya (kemedan jihad) dan tidak ada satu pun
yang kembali (ia mati syahid)”. (Shahih : HR al-Bukhari (no. 969), Abu Dawud (no. 2438),
at-Tirmidzi (no. 757), dll)
9. Di
hari Arofah, Allah menurunkan ayat tentang kesempurnaan agama islam, dan
kesempurnaan nikmat.
Dalam atsar yang shahih di sebutkan
; "Ada seorang Yahudi yang bertanya kepada Umar: "Wahai Umar bin
Khoththob, ada satu ayat yang terdapat di kitab anda, yang mana anda juga
membacanya. Lalu Umar menjawab: Ayat apa itu? Lalu oramg yahudi berkata:
( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ
نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمْ الْإِسْلَامَ دِينًا) [ سورة المائدة:3].
Artinya:
"Hari ini telah Aku
sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah
aku ridhai islam sebagai agamamu." (QS. Al-Ma'idah: 3)
Lalu Umar bin khoththob menjawab:
"Sungguh aku telah mengetahui tentang turunnya ayat ini kepada Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam, dan Nabi saat itu berada di arofah pada hari jum'at." [Shahih, HR. Bukhâri: 45, Muslim: 3017]
10. Berpuasa di hari
Arofah mendapatkan keutamaan yang besar sekali, yaitu di hapuskan dosa-dosanya
selama 1 tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang.
Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ
Artinya:
Puasa pada hari
Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, akan menghapuskan
(dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya." (Shahih, HR Muslim (no. 1162 (196))
11.
Berpuasa
di hari Arofah telah di contohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,
bahkan beliau senantiasa perpuasa di hari itu.
Diriwayatkan
dari sebagian isteri Nabi , mereka berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنْ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada 'sembilan hari bulan Dzulhijjah', hari ‘Asyura, tiga hari pada setiap bulan, dan hari Senin pertama awal bulan serta hari Kamis." (Shahih, HR. Shahih : HR Abu Dawud (no. 2437))
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنْ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada 'sembilan hari bulan Dzulhijjah', hari ‘Asyura, tiga hari pada setiap bulan, dan hari Senin pertama awal bulan serta hari Kamis." (Shahih, HR. Shahih : HR Abu Dawud (no. 2437))
Penjelasan:
Nabi senantiasa berpuasa pada 'sembilan hari bulan Dzulhijjah' (yaitu tanggal 1
sampai dengan tanggal 9 Dzulhijjah), sedangkan hari arofah pada tanggal 9
Dzulhijjah.
12.
Hari
Arofah adalah hari Raya orang yang berwuquf di Arofah (dalam pelaksanaan ibadah haji).
Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
(يوم عرفة ويوم النحر وأيام منى عيدنا أهل الإسلام ) رواه أبو داود
وصححه الألباني وغيره.
Artinya:
"Hari Arofah, Hari Nahr (idul Adha), dan Hari Mina (Hari
tasyriq) adalah hari raya islam [dalam berhaji]."
(Shahih, HR Abu Dawud, di shahihkan oleh Al-Albani, ibnu Hajar, dll)
13. Berdo'a
di hari Arofah mustajabah. (sangat mudah di kabulkan oleh Allah), hal ini
karena keutamaan hari Arofah.
Rasulullahu Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda:
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
"Sebaik-baik do'a adalah do'a
yang di panjatkan di hari Arofah." (Hasan, HR Tirmidzi, di hasankan oleh
imam Tirmidzi, Al-Albani, dll)
14. Di
hari Arofah adalah Pembebasan dari api
neraka.
Dalam hadit juga di sebutkan:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka kemudian membangga-banggakan mereka (orang-orang yang tengah Wukuf di Arofah) dihadapan para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (Shahih, HR. Muslim)
Dalam hadit juga di sebutkan:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka kemudian membangga-banggakan mereka (orang-orang yang tengah Wukuf di Arofah) dihadapan para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (Shahih, HR. Muslim)
Dalam riwayat
lain:
(إن الله يباهي بأهل عرفات أهل السماء، فيقول لهم: انظروا إلى عبادي،
جاؤوني شعثاً غبراً : وفي رواية
رواه
أحمد وصححه الألباني".
"Sesungguhnya
Allah
bangga dengan orang yang tengah wuquf fi
Arofah dan berkata kepada para malaikat-Nya: "Lihatlah kepada
hamba-hamba-Ku –yang wuquf- di Arofah, mereka mendatangi-Ku dalam keadaan
rambut kusut, badan berdebu." (Shahih, HR Ahmad, di
shahihkan oleh Syeikh Al-Albani)
15. Allah membangga-banggakan Ahli Arofah (orang yang sedang wukuf di
Arofah ketika berhaji) di hadapan para
Malaikat yang ada di langit.
Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda:
( إن الله يباهي بأهل عرفات أهل السماء) رواه أحمد وصححه الأرناؤوط
والألباني وغيره.
Artinya: "Sesungguhnya
Allah membangga-banggakan mereka (orang-orang yang tengah Wukuf di Arofah)
di hadapan para Malaikat seraya berfirman: ‘Apa yang diinginkan
oleh hamba-hamba-Ku ini?” [Shahih,
HR Ahmad, di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani]
16. Di
hari Arofah dianjurkan untuk memperbanyak Takbir.
Sebagian ulama' berkata: Takbir
yang di ucapkan di arofah ini adalah "takbir
Muqoyyad" (takbir yang di ucapkan setelah selesai shalat lima waktu).
Ibnu Hajar pernah berkata dalam
fathul Bari:
قال ابن حجر –رحمه الله- : ورد عن
الصحابة من قول علي وابن مسعود - رضي الله عنهم- أنه من صبح يوم عرفة إلى آخر أيام
منى)- اخرجه بن أبي شيبة في مصنفه
Artinya:
Hal ini sebagaimana yang bersumber
dari amalan para sahabat, seperti Ali dan Ibnu Mas'ud, sesungguhnya mereka memperbanyak
takbir sejak selesai shalat subuh hingga selesai hari-hari Mina (terakhir hari
Tasyrik ba'da Asar)." (Shahih, HR ibnu Abi Syaibah dalam
kitab "Mushonnaf")
Adapun lafad takbirnya sebagaimana yang berasal dari para
sahabat:
Pertama, Takbir Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Riwayat dari beliau ada 2 lafadz
takbir:
اللَّهُ
أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ
Atau:
اللَّهُ
أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، اللَّهُ
أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ
Keterangan: Lafadz: “Allahu Akbar”
pada takbir Ibn Mas’ud boleh dibaca dua kali atau tiga kali. Semuanya
diriwayatkan Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf.
Kedua, Takbir Ibn Abbas radliallahu
‘anhuma
اللَّهُ
أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
اللَّهُ
أَكْبَرُ وَأَجَلُّ اللَّهُ أَكْبَرُ، عَلَى مَا هَدَانَا
Keterangan:Takbir Ibn Abbas
diriwayatkan oleh Al Baihaqi dan sanadnya dishahihkan Syaikh Al Albani.
Ketiga, Takbir Salman Al Farisi
radhiyallahu ‘anhu
اللَّهُ
أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
Keterangan: Ibn Hajar mengatakan:
Takbir Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan oleh Abdur Razaq dalam
Al Mushanaf dengan sanad shahih dari Salman.
17. Di hari Arofah terdapat Rukun haji
yang sangat penting
Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam
bersabda:
الحَجُّ عَرَفَةُ
“Inti
ibadah haji adalah Wukuf di Arafah.” [HR. at-Tirmidzi: 889, dan dinyatakan
shahih oleh al-Imam Tirmidzi, al-Albâni, dll]
Al-Imam at-Tirmidzi membawakan penjelasan
para Imam seperti Sufyan ats-Tsauri, asy-Syâfi’i, Ahmad dan yang lainnya,
bahwasanya barangsiapa melaksanakan haji namun tidak Wukuf di ‘Arafah maka
hajinya terbilang tidak sah.
Ini menunjukkan betapa mulianya hari
‘Arafah sebagai puncak dan rukun terbesar dari segenap rangkaian manasik haji
bagi mereka para tamu Allâh.
Ini adalah beberapa keutamaan hari Arofah, dan semoga Allah
menerima amal ibadah kita, dan menjadikan kitasebagai hamba-hamba Allah yang
ikhlas dalam mengarapkan ridha-Nya. Amin ya Robbal Alamin.
Maraji': "Fadhlu
Yaumi Arofah" Karya Rasyid bin Mughidh Al-Adwani, dll
(Lilik I (Abu Utsman))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar