Rabu, 16 Oktober 2013
DI HARI TASYRIK PERBANYAKLAH BERDZIKIR DAN BERDO'A...
Jangan lewatkan momen seperti ini pada saat ini [hari tasyrik di mulai tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah].
1. MEMPERBANYAK TAKBIR
"اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ"
Allah berfirman:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.” (QS. Al Baqarah: 203)
ibnu Abbas, Atho' bin Abi robah menafsirkan: Yang dimaksud hari yang terbilang adalah hari idul Adha (10 Dzulhijjah), dan hari-hari tasyriq (11, 12 dan 13 Dzulhijjah).
Dzikir yang bisa di amalkan =
Pertama, dzikir muqoyyad :
Berdzikir kepada Allah dengan BERTAKBIR setelah selesai menunaikan shalat wajib. Ini disyariatkan hingga akhir hari tasyriq sebagaimana pendapat mayoritas ulama. Hal ini juga diriwayatkan dari ‘Umar, ‘Ali dan Ibnu Abbas.
Kedua, Dzikir muthlaq :
Mengingat Allah dengan memperbanyak BERTAKBIR secara mutlak, di manapun dan kapanpun. Sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin khoththob radhiyallahu ‘anhu.
وقد كان عمر رضي الله عنه يكبر في قبته بمنى فيسمعه أهل المسجد فيكبرون, ويكبر أهل الأسواق حتى ترتج منى تكبيراً
.
Umar melakukan takbiran di kemahnya di Mina -ketika hari tasyrik-, kemudian diikuti oleh banyak orang, baik yang ada di masjid-masjid maupun di pasar-pasar sehingga Mina bergetar -menggemuruh- karena gema suara takbir". (HR. Bukhari, hadis no.970)
2. MEMPERBANYAK DO'A DI HARI TASYRIK
Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu.
Maka di antara manusia ada orang yang BERDO'A: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat...
Dan di antara mereka ada orang yang BERDO'A: Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al Baqarah, Ayat: 200-201)
Dari ayat ini kebanyakan para ulama salaf menganjurkan membaca do’a “Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” di hari-hari tasyriq. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh ‘Ikrimah dan ‘Atho’ ibnu Abi Robbah.
-Diriwayatkan dari Al Jashshosh, dari Kinanah Al Qurosy, dia mendengar Sahabat Abu Musa Al Asy’ariy radhiyallahu anhu berkata ketika berkhutbah di hari An Nahr (Idul Adha) :
“Tiga hari setelah hari An Nahr (yaitu hari-hari tasyriq), itulah yang disebut oleh Allah dengan ayyam ma’dudat (hari yang terbilang). Do’a pada hari-hari tersebut tidak akan tertolak (pasti terkabul), maka segeralah berdo’a dengan berharap pada-Nya” (Shahih, Ibnu Rojab dalam kitabnya Latho-if Al Ma’arif, 505-506)
Maroji':
"Latho'iful Ma'arij" Karya ibnu Rojab, "Fadhlu Ayyamit Tasyrik" Karya Ibrahim ibnu Muhammad Al-Haqil
(Lilik i (Abu Utsman))
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar