Mandi-Mandi Yang Dihukumi Sunnahkan
Diantaranya Mandi Yang Di sunnahkan Adalah:
1. MANDI SETELAH PINGSAN
Disunnahkan mandi setiap kali pingsan, akan tetapi tidak di perbolehkan
jika mandi setelah siuman dari pingsan yang terahir jika pingsannya
berulang-ulang kali, hal ini seperti di jelaskan oleh imam An-Nawawi
rahimahullah, ketika mennjelaskan hadits dari 'Aisyah radhiyallahu'anha,
berikut ini..(Al Minhaj Syarh Muslim, 4/136)
Dari 'Aisyah
radhiyallahu'anha, "Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan
kritis, Beliau bertanya, 'Apakah para, sahabat telah shalat('Isya')?
maka kami jawab,"Belum. mereka sedang menunggumu, ya Rasulullah,
kemudian beliau bersabda! " Sediakan satu bak air untukku!" Setelah kami
sediakan lalu beliau mandi.
(Beberapa saat ) kemudian dengan susah
payah Beliau berusaha bangkit lalu pingsan. Tak lama kemudian beliau
siuman( sadar dari pingsan) lalu bertanya, 'Apakah para sahabat sudah
shalat('Isya)?' Kami jawab, 'Belum, mereka menunggumu ya Rasulullah!'
Kemudian Beliau bersabda' sediakan satu bak air untukku!'
setelah kami
sediakan lalu beliau mandi, (Beberapa saat) kemudian dengan susah payah
Beliau barusaha bangkit lalu pingsan. Tak lama kemudian siuman(sadar
dari pingsan) lalu bertanya,'Apakah para sahabat sudah shalat ('Isya')?'
Kami jawab, 'Belum, mereka sedang menunggumu, ya Rasulullah',
Kemudian
'Aisyah bercerita, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam mengutus kurir
memanggil Abu Bakar( untuk ditunjuk sebagai imam shalat
'isya)..."(Muttafaqun 'alaih, Muslim I: 311 no.418 dan Fathul Bari II:
172 no. 687)
----------------------------------------
Al-Imam Asy-Syaukani Rahimahullah setelah
membawakan hadits di atas menyatakan: "Penulis membawakan hadits ini di
sini sebagai dalil disunnahkannya mandi bagi orang yang siuman dari
pingsan. Sungguh Nabi shalallahu 'alaihi wasallam telah melakukannya
sebanyak tiga kali atau empat kali, sementara beliau menderita sakit
yang parah. Hal ini menunjukkan ditekankannya sunnah mandi ini." (Nailul
Authar, 1/340).
2. MANDI PADA SETIAP KALI MENGULANGI JIMA'
Dari Abu Rofi’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
عن أبي رافع أن النبى صلى الله عليه وسلم طاف ذات يوم على نسائه يغتسل
عند هذه وعند هذه. قال : فقلت له يا رسول اللّه : ألا تجعله غسلا واحدا قال
: هذا أزكى وأطيب وأطهر
Dari Abu Rafi'
radhiyallahu'anhuma,"Bahwa sesungguhnyya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada suatu malam pernah menggilir istri-istrinya, di mana Beliau
mandi dirumah ini dan mandi (lagi) di rumah ini, lalu aku bertanya, "Ya
Rasulullah, mengapa Engkau tidak mandi sekali saja (untuk semuanya?)"
Jawab beliau."Ini lebih bersih, lebih baik dan lebih suci." (Hasan:
Shahih Ibnu Majah no.480 'Aunul Ma'bud I:370 no.216 dan Ibnu Majah I:
194 no. 590)
Diperbolehkan pula sekedar berwudhu setiap kali
ingin mengulang jima',hal ini seperti hadits dari Abu Sa’id, bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Jika salah
seorang di antara kalian mendatangi istrinya, lalu ia ingin mengulangi
senggamanya, maka hendaklah ia berwudhu." (HR. Muslim no. 308)
An Nawawi rahimahullah menjelaskan, "Semua hadits ini menunjukkan bahwa
boleh bagi seseorang yang dalam keadaan junub untuk tidur, makan, minum,
dan kembali bersenggama dengan istrinya sebelum ia mandi. Hal ini telah
disepakati oleh para ulama. Para ulama pun sepakat bahwa badan dan
keringat orang yang junub itu suci. Namun untuk melakukan hal-hal tadi
dianjurkan untuk berwudhu dengan mencuci kemaluan (lebih dulu)."(Al
Minhaj Syarh Muslim, 3/217)
3. MANDI SETIAP KALI AKAN SHALAT BAGI WANITA ISTIHADHAH.
Mandi bagi wanita mustahadhah untuk setiap kali akan shalat atau untuk
zhuhur dan 'ashar sekali mandi, untuk maghrib dan 'Isya' sekali mandi
dan untuk shubuh sekali mandi, di dasarkan pada hadits ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
عن عا ئشة رضي الله عنها قالت : إن أم حبيبة ا ستحيضت في عهد رسول الله صلى الله عله و سلم فأ مر ها با لغسل لكل صلاة
Dari Aisyah radhiyallahu'anha, ia berkata,"Sesungguhnya Ummu Habibah
pernah beristihadhah pada masa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam,
lalu Beliau menyuruhnya mandi setiap kali (akan )shalat..."( Shahih:
Shahih Abu Dawud no. 269 dan 'Aunul Ma'bud I: 483 no.289)
وفي
رواية عن عائشة : استحيضت امر أة على عهد رسو ل الله صلى الله عليه وسلم
فأمرت أن تعجل العصر وتؤ خر الظهر و تتغتسل لهما غسلا واحدا وتؤخر المغرب
وتعجل العشاء وتغتسل لهما غسلا واحدا وتغتسل لصلاة الصبح غسلا
Dalam riwayat yang lain dari 'Aisyah (juga disebutkan) "Telah
beristihadhah seorang perempuan pada masa Rasulullah shalalahu 'alaihi
wasallam, lalu ia di perintah(oleh beliau) menyegerakan ashar dan
mengahirjan zhuhur dengan sekali mandi untuk keduanya, mengakhirkan
maghrib dan menyegerakan 'Isya dengan sekali mandi untuk keduanya, dan
untuk shalat shubuh sekali mandi." (Shahih: Shahih Abu Daud no.273.
'Aunul Ma'bud I: 487 no.291, dan Nasa'i I:184)
Imam Asy Syafi’i
rahimahullah berkata, "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan
Ummu Habibah untuk mandi, lalu shalat. Namun mandi setiap kali shalat
untuknya hanyalah sunnah (tidak sampai wajib)". Demikian pula dikatakan
oleh Al Laits bin Sa’ad dalam riwayatnya pada Imam Muslim, di sana Ibnu
Syihab tidak menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan Ummu Habibah untuk mandi setiap kali shalat. Namun Ummu
Habibah saja yang melakukannya setiap kali shalat." ( Fathul Bari,
1/427)
Hal ini sebagaimana terdapat pada hadits dari 'Aisyah radhiyallahu'anha yang di riwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim,
Dari ‘Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata,
"Ummu Habibah mengeluarkan darah istihadhah (darah penyakit) selama
tujuh tahun. Lalu ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang masalah itu. Beliau lalu memerintahkan kepadanya untuk
mandi, beliau bersabda, “Ini akibat urat yang luka (darah penyakit)."
Maka Ummu Habibah selalu mandi untuk setiap kali shalat." (HR. Bukhari
no. 327 dan Muslim no. 334)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar