CARA
MERAIH IBADAH YANG SEMPURNA
(BAIK IBADAH
WAJIB MAUPUN IBADAH SUNNAH)
-
(( Contoh
Pertama : IBADAH SHOLAT WAJIB )) -
1.
Berusahalah
Mengerjakan Sholat Wajib ‘SESEMPURNA
MUNGKIN
(Baik Kesempurnaan Wudhunya,
Tepat Waktu Sholatnya, Sempurna Rukuknya, Sempurna Sujudnya,
Memperhatikan Kekhusyu’annya, dll).
Dalilnya: Dalam hadits Shohih disebutkan:
عن عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِت رضي الله عنه
قال: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «خَمْسُ
صَلَوَاتٍ افْتَرَضَهُنَّ اللَّهُ عَلَى عِبَادِهِ مَنْ أَحْسَنَ وُضُوءَهُنَّ
وَصَلَّاهُنَّ لِوَقْتِهِنَّ، فَأَتَمَّ رُكُوعَهُنَّ وَسُجُودَهُنَّ
وَخُشُوعَهُنَّ كَانَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ أَنْ يَغْفِرَ لَهُ، وَمَنْ لَمْ
يَفْعَلْ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ إِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ، وَإِنْ
شَاءَ عَذَّبَهُ» (صحيح، أخرجه أحمد (37/377)، والطبراني في الأوسط (5/56)، أبو
داود (1/155)، والبغوي (4/105)، والبيهقي في سنن الكبرى (2/305)، وصححه الإمام
البغوي والشيخ الأرناؤوط والألباني (انظر: صحيح الجامع: 5553)).
Artinya:
Dari Ubadah bin Shomit Radhiyallahu Anhu berkata: Saya
Mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: ‘Shalat
lima waktu’ adalah sholat yang telah diwajibkan oleh Allah atas
hamba-hambanya, Barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna dan sholat
tepat pada waktunya, Sempurna Rukuk dan Sujudnya, dan Memperhatikan kekhusyu’annya, maka
ia akan mendapatkan janji dari Allah, yaitu Ampunan dari Allah.
Dan barangsiapa yang tidak
mengerjakan hal ini semua – maka ia tidak mendapat janji dari Allah, (hanya
ada dua pilihan) jika Allah menghendaki, maka ia akan diampuni, Jika Allah
menghendaki –maka ia akan di adzab oleh Allah (di neraka).”
(Shahih,
Ahmad (37/377), Thabrani dalam Al-Ausath (5/56), Abu Dawud (1/155), Al-Baghowi
(4/105), Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubro (2/305), di nilai shohih oleh
Imam Al-Baghowi, Syeikh Al-Arna’ut, dan Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’:
5553).
Kesimpulan Dari Hadits
diatas :
1.
‘Shalat Fardhu’ yang sempurna akan mendapatkan ampunan dari Allah.
2.
Kekhusyu’an
didalam sholat sangat berperan dalam kesempurnaan sholat.
3.
‘Shalat
Fardhu’ yang kurang sempurna sangat rentan untuk terkena adzab
(Neraka) di akhirat kelak. Namun ada juga sebagian orang yang di ampuni
(sehingga tidak di adzab).
Kriteria / Ciri-ciri Shalat Yang
Kurang Sempurna :
1.
Shalat Yang Tidak Sesuai Petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah
2.
Shalat Yang Tidak Sempurna Wudhunya (Tidak Memperbagus
Wudhunya).
3.
Menunda-nunda
dan Mengakhirkan Waktu Sholat (Tanpa Ada Udzur Syar’i).
4.
Shalat
Yang Tidak Sempurna Tuma’ninahnya.
5.
Shalat Yang Tidak Sempurna Rukuk, i’tidal, dan
Sujudnya.
6.
Shalat Yang Tidak Memperhatikan Kekhusyu’annya.
7.
Shalat Yang Tidak Terpenuhi Al-Wajibatnya (Wajibnya
Shalat)
8.
Shalat
Yang Tidak Terpenuhi Adab-Adabnya.
(Pembahasan di bawah ini:) Dll.
2.
Kondisi Umat
Muhammad Yang Mengerjakan Sholat Fardhu:
[Shalat Mereka Ada Yang Bisa
Sempurna, Ada Yang Berkurang Sedikit, Ada Yang Berkurang Banyak]
HADITS PERTAMA:
عَنْ أَبِي الْيَسَرِ (كَعْبُ
بْنُ عَمْرٍو) رضي الله عنه: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: " مِنْكُمْ مَنْ يُصَلِّي الصَّلَاةَ كَامِلَةً، وَمِنْكُمْ مَنْ
يُصَلِّي النِّصْفَ وَالثُّلُثَ وَالرُّبُعَ وَالْخُمُسَ حَتَّى بَلَغَ الْعُشْرَ
"، (أخرجه أحمد (24/280)، والطحاوي (3/138)، والبيهقي في سنن الكبرى (1/136)،
وصححه العراقي في "الإحياء" والأرناؤوط "تحقيق مسند أحمد"
والنووي في "خلاصة الأحكام" (1/477)).
Artinya:
Dari Abu Al Yasar (Ka’ab bin Amru) Radhiyallahu
Anhu, Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Di antara kalian ada yang tercatat
mengerjakan shalat secara sempurna, ada yang setengahnya, ada
pula yang sepertiganya, seperempatnya, seperlimanya hingga
ada yang sepersepuluhnya."
(Shohih, HR Ahmad dalam
Musnadnya (24/280), Thohawi (3/138) Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubro
(1/136), dll. Di nilai shohih oleh Syeikh Al-Arna’ut, imam Al-Iroqi,
Nawawi, dll. dan di nilai hasan oleh Imam Al-Mundziri dan Syeikh
Al-Albani. (Lihat: Khulashotul Ahkam (1/477(, Shahih Tharghib
Wat-Tarhib (538)).
HADITS
KEDUA:
عن عمار بن ياسر رضي الله عنه، قال رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الرَّجُلَ لِيُصَلِّي الصَّلَاةَ مَا لَهُ
مِنْهَا إِلَّا عُشْرُهَا تُسْعُهَا ثُمْنُهَا سُبُعُهَا سُدْسُهَا خُمُسُهَا
رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا " (رواه أبو داود (796) حسنه الشيخ اللأباني).
Artinya:
Dari Ammar bin Yasir Radhiyallahu Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dari 'Ammar bin Yasir dia
berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya ada seseorang yang
benar-benar mengerjakan shalat, namun yang tercatat baginya hanyalah sepersepuluh
(dari) shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, sepetujuh, seperenam,
seperlima, seperempat, sepertiga, dan setengahnya
saja."
(Hadits hasan, HR Abu Dawud
(796), di nilai hasan oleh Syeikh Al-Albani. (Lihat: Shahih Abu Dawud (3/383)).
3.
SOLUSI Untuk Melengkapi ‘Shalat Wajib Yang Kurang Sempurna’.
SOLUSINYA
Adalah:
Dengan Memperbanyak SHOLAT SUNNAH, Baik Sunnah Rowatib, Witir,
Maupun Sholat Sunnah Lainnya)
Dalam hadits Nabi:
عَنْ عَائِذِ بْنِ قُرْطٍ رضي الله عنه
قَالَ: قال رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يُتِمَّهَا
زِيدَ عَلَيْهَا مِنْ سُبْحَاتِهِ حَتَّى تَتِمَّ ". قال الهيثمي في “المجمع الزوائد”
: رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ فِي الْكَبِيرِ، وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ. انظر صَحِيح
الْجَامِع: 6348 ,الصَّحِيحَة: 2350 ومعنى
"السبحات" جمع من "السُّبْحة: وهي صلاة النافلة
Artinya:
Dari
A’idz bin Qurth Radhiyallahu Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang sholat -fardhu-
namun sholatnya tidak sempurna, maka sholat sunnahnya akan menjadi
penyempurna baginya, sampai shalat wajibnya benar-banar sempurna.”
(Shahih, HR Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir
(22/18), Dhiya’ dalam Al-Ahadits Al-Mukhtaroh (8/243), dan ibnu Abi Ashim dalam
Al-Ahad Wal-Matsani (4/368), di nilai shahih oleh Imam Al-Haitsami,
Dhiya’ Al-Maqdisi, dan Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ (6348)).
Dalam riwayat lain:
"من
صلى صلاة لم يكمل فيها ركوعه وسجوده وخشوعه؛ زيد فيها من سبحاته حتى تتم "
Artinya:
“Barangsiapa yang sholat -fardhu- namun sholatnya tidak sempurna, baik
rukuknya, sujudnya, khusyu’nya, maka sholat sunnahnya akan menjadi penyempurna baginya,
sampai shalat wajibnya benar-banar sempurna.”
(HR. Ibnu Abdil Bar, Disebutkan oleh Syeikh Al-Albani
dalam “Silsilah Al-Ahadits As-Shohihah: 7/566).
Penjelasan
Yang Bagus dari Imam Al-Qurtubi Rahimahullah :
ينبغي للإنسان أن يحافظ على
أداء فرضه فيصليه كما أمر من إتمام ركوع وسجود، وحضور قلب (أي: الخشوع). فإن
غفل عن شيء من ذلك فيجتهد بعد ذلك في نفله ولا يتساهل فيه ولا في تركه.
Terjemahannya:
Imam Al-Qurtubi Rahimahullah pernah berkata: “Hendaknya
seseorang yang sholat fardhu lebih menjaga pelaksanaan waktu-waktu sholatnya
(untuk sholat tepat pada waktunya), sebagaimana ia diperintahkan pula untuk
menjaga kesempurnaan rukuknya, sujudnya, dan kekhusyu’annya.
(Namun) jika ia lalai /
luput dari semua itu (baik waktu pelaksanaanya, ruku’ sujud, khusyu’nya) maka
hendaknya ia bersungguh-sungguhlah dalam sholat sunnahnya (untuk
menyempurnakannya), jangan bermudah-mudah dalam meremehkan sholat sunnahnya,
atau bermudah-mudah dalam meninggalkannya.” (Disebutkan oleh Imam Al-Qurtubi dalam Kitab “At-Tadzkiroh”
(1/667)).
Penjelasan dari Imam
Ibnu Abdil Bar:
قَالَ أَبُو عُمَرَ (ابن عبد
البر) : أَمَّا إِكْمَالُ الْفَرِيضَةِ مِنَ التَّطَوُّعِ فَإِنَّمَا يَكُونُ
ذَلِكَ وَاللَّهُ أَعْلَمُ فِيمَنْ سَهَا عَنْ فَرِيضَةٍ فَلَمْ يَأْتِ بِهَا أَوْ
لَمْ يُحْسِنْ رُكُوعَهَا –وسجودها- وَلَمْ يَدْرِ قَدْرَ ذَلِكَ. وَأَمَّا مَنْ
تَعَمَّدَ تَرْكَهَا أَوْ نَسِيَ ثُمَّ ذَكَرَهَا فَلَمْ يَأْتِ بِهَا عَامِدًا
وَاشْتَغَلَ بِالتَّطَوُّعِ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِهِ وَهُوَ ذَاكِرٌ لَهُ فَلَا
تُكْمَلُ لَهُ فَرِيضَتُهُ تِلْكَ مِنْ تَطَوُّعِهِ. وَاللَّهُ أَعْلَمُ (ذكر ابن عبد البر في "التمهيد"
(24/81)).
Terjemahannya:
*Mengenai Sholat Sunnah yang bisa menyempurnakan Sholat
Wajib adalah Ketika seseorang lengah/teledor dalam mengerjakan sholat wajib dan
tidak segera mengerjakannya (yaitu menunda-nunda sholatnya), Atau Orang tersebut tidak mau
memperbaiki rukuk dan sujudnya dan tidak tau batasan jaraknya / waktunya.
*Adapun seseorang yang Sengaja meninggalkan Sholat
Wajib, Atau orang tersebut lupa sholat wajib –akan tetapi tidak mengerjakannya
disaat ingat, Atau menyibukkan sholat sunnah saja dan tidak mengerjakan sholat
wajib, sedangkan ia tau tentang kewajiban itu –Maka kekurangan sholat wajibnya tidak
dapat disempurnakan dengan dengan sholat sunnahnya.
(Disebutkan oleh Imam Ibnu Abdil Bar dalam kitab
At-Tamhid (24/81)).
JADI, kesimpulannya:
Orang-orang yang Sengaja meninggalkan Sholat Wajib,
Atau orang tersebut lupa sholat wajib –akan tetapi tidak mengerjakannya disaat
ingat, Atau menyibukkan sholat sunnah saja dan tidak mengerjakan sholat wajib,
sedangkan ia tau tentang kewajiban itu –Maka kekurangan sholat wajibnya tidak
dapat disempurnakan dengan dengan sholat sunnahnya.
Dan satu-satunya cara / solusi yang tepat adalah Harus bertaubat
kepada Allah sebelum ajal menjemputnya, dan meminta ampun kepada-Nya
karena meninggalkan sholat termasuk bagian dari dosa besar.
4. Jika Seorang Hamba shalat Wajibnya Tidak Sempurna, Maka Sholat
Sunnahnya akan menjadi Pelengkap
/ Penyempurna Baginya.
Lihatlah Hadits dibawah ini saat-saat Hari
Perhitungan Amal di Padang Mahsyar :
عَن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللهُ عَنهُ عَنِ النَّبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَال: "
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِن
أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَة، يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَلاَ لِمَلاَئِكَتِهِ
وَهُوَ أَعْلَم: انْظُرُواْ في صَلاَةِ عَبْدِي أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا 00؟
فَإِنْ كَانَتْ تَامَّة؛ كُتِبَتْ لَهُ تَامَّة، وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنهَا
شَيْئَاً؛ قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالىَ: انْظُرُواْ؛ هَلْ لِعَبْدِي مِنْ
تَطَوُّع ؟ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ
قَالَ عَزَّ وَجَلَّ: أَتِمُّواْ لِعَبْدِي فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ، ثمَّ
تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ " 0وفي رواية: ثُمَّ
يُفْعَلُ بِسَائِرِ الْأَعْمَالِ الْمَفْرُوضَةِ مِثْلُ ذَلِكَ –(كالصلاة والزكاة). فَقَالَ الْحَسَنُ وَهُوَ فِي مَجْلِسِ أَبِي
هُرَيْرَةَ لَمَّا حَدَّثَ هَذَا الْحَدِيثَ: وَاللَّهِ، لَهَذَا لِابْنِ آدَمَ
خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا" (صحيح، أخرجه ابن ماجة (1426) والطيالسي
(2590)، صَحَّحَهُ الحاكم في المستدرك (1/394) والذَّهَبيُّ في
التَّلْخِيص، والشيخ الأرناؤوط في تحقيق مسند أحمد (15/300) وَالْعَلاَّمَةُ
الأَلْبَانيُّ في "صحيح أَبي دَاوُدَ" (4/16(.
|
Artinya:
Dari Abu Hurairah berkata; dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya yang pertama kali
akan di hisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah shalatnya,
Allah Jalla wa 'Azza berfirman kepada Malaikat -Dan Dia lebih mengetahui
(amalan seseorang) -; "Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau justru
kurang? Sekiranya sempurna, maka catatlah baginya dengan sempurna,
Dan jika terdapat kekurangan, maka Allah berfirman lagi; "Periksalah
lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?? Jikalau terdapat
shalat sunnahnya, Allah berfirman; "Cukupkanlah kekurangan yang ada
pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya
(Dalam riwayat lain: Selanjutnya
semua amal wajib lainnya di hisab dengan cara demikian, (Seperti Puasanya
dan Zakatnya –jika ia mampu-).
(Shahih, HR Ibnu Majah (1425),
At-Thoyalisi (2590), di nilai shohih oleh Imam Al-Hakim, Adz-Dzahabi,
Syeikh Al-Arna’ut dan Syeikh Al-Albani. (Lihat: Shahih Sunan Abu Dawud (4/16)).
-
(( Contoh Kedua: IBADAH PUASA DAN LAINNYA )) -
وفي رواية: وانْظُرُوا فِي صِيامِ عَبْدِي شَهْرَ رَمَضَانَ
فإنْ كانَ ضَيَّعَ شَيْئاً منهُ فانْظرُوا هَلْ تَجِدُونَ لِعَبْدِي نافِلَةً مِنْ
صيامٍ تُتِمُّونَ بِها مَا نَقَصَ مِنَ الصِّيامِ وانْظُروا فِي زَكاةِ عَبْدِي
فإنْ كانَ ضَيَّعَ مِنْها شَيْئاً فانْظُروا هلْ تَجِدونَ لِعَبْدِي نافِلَةً مِنْ
صَدَقَةٍ تتِمُّونَ بهَا مَا نَقَصَ مِنَ الزَّكاةِ فَيُؤْخَذ ذلِكَ على فَرَائِضِ
الله وذلِكَ بِرَحمَةِ الله وعَدْلِهِ فإنْ وَجَدَ فَضْلاً وُضِعَ فِي مِيزَانِهِ
وقِيلَ لهُ: ادْخلِ الجَنَّةَ مَسْرُوراً وإنْ لمْ يُوجَدْ لهُ شَيْءٌ مِنْ ذلِكَ
أمِرَت بهِ الزَّبانِيَة فأخَذوا بِيَدِهِ وَرِجْلَيْهِ ثمَّ قُذِفَ بهِ فِي
النَّارِ. (ذكره الزرقانى وعزاه إلى الحاكم فى الكنى
(1/501) انظر: “جامع الأحاديث” للسيوطي (10/287))
Artinya:
Allah berkata kepada Para Malaikat Pencatat Amal
–ketika dipadang Mahsyar- : Periksalah amalan puasa ramadhannya,
jika kurang maka sempurnakan dengan puasa sunnahnya, lalu periksa juga zakat –kalau
ia mampu-, jika kurang, maka periksa
amalan sedekahnya, hal itu karena rahmat dn keadilan dari Allah, (Wahai
malaikat-Ku) jika amalnya sempurna semuanya, maka timbanglah semua kebaikannya,
dikatakan: ia akan dapat masuk keSurga dalam keadaan bahagia.
(Namun)
jika amalnya tidak sempurna, maka nanti aku akan memerintahkan
Malaikat-malaikat yang ada di Neraka, untuk menarik tangan dan kaki orang itu
–saat melewati jembatan siroth- supaya di lemparkan kedalam Neraka.
(HR Al-Hakim dalam Al-Kuna, Az-Zarqoni
dalam Syarah Al-Muwath-tho’ (1/601), As-Son’ani dalam “Subulus Salam” (1/347),
Al-Munawi dalam kitab Taisir (3/393), di nilai jayyid oleh Imam Al-Hakim
dan Imam Suyuti dalam Kitab “Jami’ul Ahadits” (10/287)).
Maroji’:
Syarhus Sunnah Karya Imam Al-Baghowi
Sunanul Kubro Karya Imam Al-Baihaqi
Khulashotul Ahkam Karya Imam An-Nawawi,
Jami’ul Ahadits Karya Imam As-Suyuti, dll
Penulis:
Lilik Ibadurrohman, S.Th.I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar