PERTAMA:
Shalat Sunnah “KHURUJUL MANZIL”
Maksudnya: Sholat
Sunnah Keluar Rumah (Ingin Safar)
عن أبي هريرةَ، عن
النبيِّ صلى الله عليه وسلم أنَّه قالَ: «إِذا خَرجتَ مِن منزلِكَ
فصلِّ رَكعَتينِ يمنعانِكَ مَخرجَ السوءِ،... )أخرجه
البزار (746- زوائده) عن أحمد بن منصور به. وقال في «المجمع» (2/ 283) : ورجاله
موثقون.
Artinya:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata:
bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Apabila
engkau akan keluar dari rumah anda maka sholatlah dua roka’at, maka hal itu
dapat menghindari dari tempat keluar yang buruk.....”
(Hasan Shohih, HR Al-Bazzar dalam Musnadnya (746), dan
di nilai shohih oleh Imam Al-Haitsami, dan dan di nilai hasan
Syeikh Al-Albani dalam Silsilah A As-Shohihah: 1323)).
KEDUA:
Shalat Sunnah “DUKHULUL MANZIL”
Maksudnya: Sholat
Sunnah Masuk Rumah
عن أبي هريرةَ، عن
النبيِّ صلى الله عليه وسلم أنَّه قالَ: ..... وإِذا دخلتَ منزلَكَ فصلِّ
رَكَعتينِ يمنعانِكَ مَدخلَ السوءِ» )أخرجه
البزار (746- زوائده) عن أحمد بن منصور به. وقال في «المجمع» (2/ 283) : ورجاله
موثقون. وقال الألباني في «الصحيحة» (1323) : هذا إسناد جيد(.
Artinya:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata:
bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: .....apabila
engkau masuk ke rumah anda maka sholatlah dua roka’at, karena hal itu dapat
menghindari dari tempat masuk (rumah) yang buruk..”
(Hasan Shohih, HR Al-Bazzar dalam Musnadnya (746), dan
di nilai shohih oleh Imam Al-Haitsami dan dan di nilai hasan Syeikh
Al-Albani dalam Silsilah A As-Shohihah: 1323).
KETIGA:
Shalat Sunnah QUDUM (Qudum Minas-Safar)
Sholat Sunnah “Ketika Pulang Dari
Safar”. (Di
kerjakan di Masjid)
عن كعب بن مالك قال: (كان
عليه الصلاة والسلام إذا قدم من سفر بدأ بالمسجد فركع فيه ركعتين ثم جلس للناس). (اخرجه البخاري (2604))
Artinya:
”Nabi
-shollallahu alaihi wa sallam- dahulu, apabila baru tiba dari safar beliau
masuk ke MASJID kemudian mengerjakan shalat dua rakaat di dalamnya, setelah itu
beliau duduk berbincang-bincang kepada manusia.”(Shohih, HR. al-Bukhari, no. 2604).
PRAKTEK ULAMA’ SALAF
1.
Praktek Sahabat Abdulloh bin Ruwahah Radhiyallahu
Anhu
2.
Praktek Ulama’ Tabi’in “Tsabit bin Aslam
A-Bunaaniyy Rahimahullah
أَخْبَرَنَا خالد بن خداش، اخبرنا حماد بن زيد، عَنْ ثَابِتٍ
الْبُنَانِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، قَالَ: تَزَوَّجَ
رَجُلٌ امْرَأَةَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَوَاحَةَ، فَقَالَ لَهَا: تَدْرِينَ لِمَ
تَزَوَّجْتُكِ؟ لِتُخْبِرِينِي عَنْ صَنِيعِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَوَاحَةَ، فِي
بَيْتِهِ، فَذَكَرَتْ لَهُ شَيْئًا لا أَحْفَظُهُ، غَيْرَ أَنَّهَا قَالَتْ: كَانَ
" إِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ مِنْ بَيْتِهِ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، فَإِذَا
دَخَلَ دَارَهُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، وَإِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ
لا يَدَعُ ذَلِكَ أَبَدًا، قال حماد: وَكَانَ ثَابِتٌ لا يَدَعُ ذَلِكَ فِيمَا
ذَكَرَ لَنَا بَعْضُ مَنْ يُخَالِطُ أَهْلَهُ، وَفِيمَا رَأَيْنَا مِنْهُ "
(اخرجه ابن أبي الدنيا في التهجد (247))
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Khaalid bin
Khidaasy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Hammaad bin Zaid, dari
Tsaabit, dari ‘Abdurrahmaan bin Abi Lailaa : Bahwas annya ada seorang laki-laki
menikahi wanita (janda) mantan istri ‘Abdullah bin Rawaahah…….dst. Ia
berkata kepadanya (si istri) : “Apakah engkau mengetahui mengapa aku menikahimu
?. Yaitu, agar engkau memberi tahu kepadaku tentang perbuatan ‘Abdullah bin
Rawaahah di rumahnya.
Lalu si istri menyebutkan sesuatu yang tidak
aku hapal, kecuali satu hal dimana ia berkata : “Ia (Abdullah bin
Rawaahah) dulu apabila ingin keluar dari rumahnya shalat dua raka’at.
Apabila masuk ke negerinya (sehabis pulang dari safar), ia shalat dua
raka’at. Dan apabila masuk ke rumahnya, ia pun shalat dua raka’at. Ia
tidak meninggalkan hal itu selamanya”.
Hammad berkata: Tsaabit (bin Aslam Al-Bunaniy)
juga tidak meninggalkan amalan tersebut dari apa yang disebutkan oleh sebagian
orang yang bergaul dengan keluarganya dan apa yang kami lihat sendiri darinya.”
[Sanadnya Bagus, Disebutkan oleh Ibnu Ibnu Abid-Dun-yaa dalam At-Tahajjud no.
247 : dan Disebutkan oleh ‘Abdullah bin Al-Mubaarak dalam Az-Zuhd no.
1283].
HADITS DHO’IF TENTANG SHOLAT
SUNNAH “IRODATUS SAFAR”
(Sholat Sunnah ‘’Hendak Ingin Bersafar’’)
عن عبد الله
قال: جاء رجل إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله، إني أريد أن
أخرج إلى البحرين في تجارة، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «صل ركعتين»
(ضعيف، اخرجه الطبراني في المعجم الكبير (10/203))
Artinya:
Dari
Abdullah (bin Mas’ud) Radhiyallahu Anhu berkata: “Ada seorang lelaki
yang datang ke Rosulullah, lalu lelaki itu berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya ingin
keluar (safar) ke negeri Bahrain untuk berdagang”, Lalu Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda: “Sholatlah dua roka’at (sunnah).” (Dho’if,
HR Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir (10/203), di nilai dho’if oleh Syeikh
Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho’ifah (10/203))
KEEMPAT:
Shalat Sunnah “ISYROQ”
atau “SYURUQ”
(Sholat Sunnah Setelah Matahari Terbit)
عَنْ أَبِي
أُمَامَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ
صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ، ثُمَّ جَلَسَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ انْقَلَبَ بِأَجْرِ حَجَّةٍ
وَعُمْرَةٍ» (اخرجه الطبراني في المعجم الكبير (8/178) وقال المنذري في الترغيب
والترهيب : إسناده جيد
(انظر: تحفة الأحوذي (3/158))
Artinya:
Dari Abu Umamah Al-Bahili Radhiyallahu
Anhu berkata: “Barangsiapa yang sholat subuh berjama’ah, lalu duduk
untuk berdzikir kepada Allah sampai terbit matahari, lalu mengerjakan
sholat dua roka’at, maka ia akan mendapat pahala haji dan Umroh.”
(Sanadnya Jayyid, HR Thobroni
dalam Mu’jam Al-Kabir (7/178), Imam Al-Mundziri dan Imam Al-Haitsami berkata: Sanadnya
bagus (Jayyid)) (Lihat: Tuhfatul Ahwadzi (3/158)).
Maroji’: Tuhfatul
Ahwadzi Karya Imam Al-Mubarokfuri,
Mulakh-khosh
Fiqhiy Karya Syeikh Sholih bin Fauzan
Mukhtashor
Qiyamul Lail Karya
Ibnu Nashor Al-Marwazi, dll
Penulis:
Lilik
ibadurrohman, S.Th.I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar