Selasa, 10 Februari 2015

Teladan Sejak Nabi Adam Alaihis Salam




Teladan Sejak Nabi Adam Alaihis Salam

1.     Membaca Hamdalah Ketika Bersin

Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu yang berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ، وَنَفَخَ فِيهِ الرُّوحَ عَطَسَ, (وفي رواية ابن حبان: لما نفخ في آدم فبلغ الروح رأسه عطس) فَقَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ، فَحَمِدَ اللَّهَ بِإِذْنِ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، فَقَالَ لَهُ رَبُّهُ: رَحِمَكَ اللَّهُ يَا آدَمُ.
Artinya:
"Ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan Adam 'alaihi salam dan meniupkan ruh kepadanya, Adam langsung bersin (Dalam riwayat lain: Tatkala ruh mulai masuk ke kepala Adam, ia langsung bersin) dan Adam berucap, "Al-hamdulillaah", dia memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan izin-Nya.

Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepadanya, "Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatimu, wahai Adam. (Shahih, HR Ibnu Khuzaimah dalam kitab Tauhid (1/160), dll di nilai shahih oleh Ibnu Hibban, Syeikh Al-Arna’ut dan Syeikh Al-Albani (Takhrij Al-Misykatul Mashobih (4662)).

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ: الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلْيَرُدَّ عَلَيْهِ مَنْ حَوْلَهُ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ، وَلْيَرُدَّ عَلَيْهِمْ: يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ "  (صحيح، اخرجه البخاري في صحيحه (8/49))
Artinya:
"Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya ia mengucapkan "Al Hamdulillah" sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan "Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu), dan hendaknya ia membalas; "Yahdikumullah wa yushlih baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu)." (Shahih, HR Bukhori  dalam Shohihnya (8/49))

2.     Mengucapkan Salam Ketika Bertemu

Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu yang berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ.....  ثم َقَالَ لَهُ: " يَا آدَمُ , اذْهَبْ إِلَى أُولَئِكَ الْمَلَائِكَةِ، إِلَى مَلَأٍ مِنْهُمْ جُلُوسٍ، فَقُلِ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ "، فَقَالُوا: وَعَلَيْكَ السَّلَامُ , وَرَحْمَةُ اللَّهِ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَى رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَقَالَ: «هَذِهِ تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ بَنِيكَ وَبَنِيهِمْ»
Artinya:
"Ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan Adam 'alaihis salam, Allah juga pernah berkata kepada Adam : Wahai Adam, pergilah kepada Para Malikat itu, sebagian mereka yang sedang duduk, katakanlah, "Assalamu'alaikum" Lalu adam mentaatinya. Setelah adam mengucapkan salam, Para Malaikat menjawab, "Wa'alaikas salam wa rahmatullah."
Lalu Adam pergi kehadapan Tuhannya, Allah Subhanahu wa Ta'ala befirman, "Sesungguhnya itu adalah penghormatanmu dan penghormatan anak cucumu diantara mereka nantinya." (Shahih, HR. Tirmidzi di dalam Kitab Tafsir, bab dari Surat Muawwidzatain, 4/453. Lihat Shahih Sunan Tirmidzi Karya Syeikh Al-Albani, 3/137. No. 3607).

3.     Awal Perintah Pencatatan dan Saksi

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : وَقَالَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلا وَيَدَاهُ مَقْبُوضَتَانِ اخْتَرْ أَيَّهُمَا شِئْتَ فَقَالَ اخْتَرْتُ يَمِينَ رَبِّي وَكِلْتَا يَدَيْ رَبِّي يَمِين مباركة ثمَّ بسطها فَإِذا فِيهَا آدَمُ وَذُرِّيَّتُهُ فَقَالَ أَيْ رَبِّ مَا هَؤُلاءِ فَقَالَ هَؤُلَاءِ ذريتك فَإِذا كل إِنْسَان مَكْتُوبٌ عُمْرُهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ فَإِذَا فِيهِمْ رَجُلٌ أضوؤهم أَو من أضوائهم لم يكْتب لَهُ إِلَّا أَرْبَعُونَ سَنَةً قَالَ يَا رَبِّ مَا هَذَا قَالَ هَذَا ابْنك دَاوُد وَقد كتبت لَهُ عُمْرَهُ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ أَيْ رَبِّ زِدْهُ فِي عُمْرِهِ قَالَ ذَاكَ الَّذِي كَتَبْتُ لَهُ قَالَ فَإِنِّي جَعَلْتُ لَهُ مِنْ عُمْرِي سِتِّينَ سَنَةً قَالَ أَنْتَ وَذَاكَ اسْكُنِ الْجَنَّةَ فَسَكَنَ الْجَنَّةَ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ أُهْبِطَ مِنْهَا وَكَانَ آدَمُ يَعُدُّ لِنَفْسِهِ فَأَتَاهُ مَلَكُ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُ آدَمُ قَدْ عَجِلْتَ قَدْ كُتِبَ لِي أَلْفُ سنة قَالَ بلَى وَلَكِنَّك قد جَعَلْتَ لابْنِكَ دَاوُدَ مِنْهَا سِتِّينَ سَنَةً فَجَحَدَ فَجحدت ذُريَّته وَنسي فنسيت ذُريَّته فَمن يَوْمئِذٍ أَمر بِالْكتاب وَالشُّهُود".–أخرجه البزار والبيهقي وغيرهها، وصححه ابن حبان والحاكم والذهبي والأرناؤوط والألباني (صحيح الجامع: 5209).
Artinya:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Allah pernah menggenggam kedua tangannya lalu berfirman: Wahai Adam pilih salah satu dari dua genggaman ini, Lalu Adam berkata: “Lalu aku memilih genggaman di tangan yang kanan, genggaman yang kanan Robbku akan mendatangkan keberkahan”.
Lalu Allahpun membuka genggamannya, ternyata di dalamnya terdapat gambaran Adam dan keturunannya. Lalu Adam bertanya: “Wahai Robbku, siapa mereka ini? Ternyata setiap manusia telah ditentukan umurnya diantara dua matanya, maka (adam) melihat ada satu orang yang lebih putih diantara keturunannya, tidaklah ia ditentukan umurnya kecuali hanya 40 tahun saja.
Lalu Adam bertanya: “Wahai Rabbku, siapa orang ini?, Lalu Allah menjawab:  “Ini Adalah anak keturunanmu yaitu Dawud, Aku tentukan umurnya 40 tahun, Lalu Adam berkata: “Wahai Rabbku” “Tambahlah umurnya” . Lalu Allah menjawab: (Wahai Adam) itu sudah menjadi ketentuanku.
Lalu Adam bertanya: (Wahai Rabb) ambil saja dari umurku 40 tahun, kasihkan ke dia (yaitu Dawud). Sehingga dia memiliki usia 100 tahun. Lalu Allahpun menjawab: -ya sudah kalau anda menginginkan hal itu. Lalu Allah berkata lagi: “Wahai Adam, Masuklah kamu ke Surga, lalu Adam bertempat tinggal di Surga sampai waktu yang dikehendaki Allah. Lalu Adam di turunkan ke Bumi, disaat penghujung akhir hayatnya, Adam menghitung-hitung usianya, tiba-tiba datanglah Malaikat Maut.
Lalu Adam berkata: (Wahai malaikat Maut), Anda ini tergesa-gesa!! Allah telah menetapkan usiaku 1000 tahun (di Lauh Mahfudz). Lalu Malaikat Maut menjawab: iya, benar, Akan tetapi anda telah memberikan usia anda 60 tahun untuk Dawud?  Lalu Adam pun mengingkarinya, dan pengingkaran itu akan di miliki oleh keturunan-keturunannya,
Lalu Nabi melanjutkan sabdanya: Adam saat itu telah lupa, maka sifat lupa itu di warisi oleh anak-anak keturunannya, maka dari itu Allah memerintahkan saat itu untuk mencatat (dalam transaksi) dan mendatangkan saksi-saksi” (HR. Al-Bazzar, Al-Baihaqi, dll. Di nilai shahih oleh ibnu Hibban, Al-Hakim, Adz-Dzahabi, Al-Arna’ut, Al-Albani. (Shahihul Jami’: 5209)).
-------------------------------------
Allah Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ... (سورة البقرة: 282)
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah (jual bali) tidak secara tunai (yaitu dalam transaksi Utang-piutang) dalam waktu (tempo) yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya (/mencatatkannya)”.  (QS. Al-Baqoroh (282)).

Dalam lanjutan ayat diatas:

"..... وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَى..." (سورة البقرة: 282).
Artinya:
“Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya”.
(QS. Al-Baqarah: 282).

4.     Hidup Dengan Berpasangan dan Berketurunan

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً.... وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (1) –سورة النساء: 1-
عن قتادة قوله:"يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة"، يعني آدم صلى الله عليه. "وخلق منها زوجها"، يعني حواء، خلقت من آدم، من ضِلَع من أضلاعه. "وبثَّ منهما رجالا كثيرًا ونساء"، فإنه يعني: ونشر منهما، يعني من آدم وحواء="رجالا كثيرًا ونساء"، (تفسير ابن جرير : 7/514)
Artinya:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Yaitu Nabi Adam), dan dari padanya Allah menciptakan isterinya (Yaitu Hawa’), dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak (Yaitu Anak Keturunan dari Adam dan Hawa’).
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An-Nisa’: 1)

Dalam hadits Nabi:

عَنْ سَمُرَةَ بن جندب رضي الله عنه: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ التَّبَتُّلِ»: وَزَادَ زَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ فِي حَدِيثِهِ، وَقَرَأَ قَتَادَةُ: {وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً} [الرعد: 38]. (أخرجه الترمذي (1082) والطبراني في الكبير (6893) وقال الألباني: صحيح لغيره).
Artinya:
Dari Samuroh bin Jundub Radhiyallahu Anhu berkata: Sesungguhnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam melarang seseorang yang tabattul (hidup membujang terus-menerus), Lalu Zaid bin Akhzam (seorang perowi hadits ini) berkata, Qotadah bin Di’amah pernah membacakan Ayat: yang artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan anak keturunan”.  (QS. Ar-Ro’d: 37). [Hadits Shahih Lighairihi, HR Tirmidzi (1082) dan Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir (6893), Syeikh Al-Albani berkata: Shahih Lighairihi].

5.     Kepengurusan Jenazah

عن أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ فَقَالَ: إِنَّ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَام لَمَّا حَضَرَهُ الْمَوْتُ قَالَ لِبَنِيهِ أَيْ بَنِيَّ إِنِّي أَشْتَهِي مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ فَذَهَبُوا يَطْلُبُونَ لَهُ فَاسْتَقْبَلَتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَمَعَهُمْ أَكْفَانُهُ وَحَنُوطُهُ وَمَعَهُمْ الْفُؤُوسُ وَالْمَسَاحِي وَالْمَكَاتِلُ فَقَالُوا لَهُمْ يَا بَنِي آدَمَ مَا تُرِيدُونَ وَمَا تَطْلُبُونَ أَوْ مَا تُرِيدُونَ وَأَيْنَ تَذْهَبُونَ قَالُوا أَبُونَا مَرِيضٌ فَاشْتَهَى مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ قَالُوا لَهُمْ ارْجِعُوا فَقَدْ قُضِيَ قَضَاءُ أَبِيكُمْ فَجَاءُوا فَلَمَّا رَأَتْهُمْ حَوَّاءُ عَرَفَتْهُمْ فَلَاذَتْ بِآدَمَ فَقَالَ إِلَيْكِ إِلَيْكِ عَنِّي فَإِنِّي إِنَّمَا أُوتِيتُ مِنْ قِبَلِكِ خَلِّي بَيْنِي وَبَيْنَ مَلَائِكَةِ رَبِّي تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَقَبَضُوهُ وَغَسَّلُوهُ وَكَفَّنُوهُ وَحَنَّطُوهُ وَحَفَرُوا لَهُ وَأَلْحَدُوا لَهُ وَصَلَّوْا عَلَيْهِ ثُمَّ دَخَلُوا قَبْرَهُ فَوَضَعُوهُ فِي قَبْرِهِ وَوَضَعُوا عَلَيْهِ اللَّبِنَ ثُمَّ خَرَجُوا مِنْ الْقَبْرِ ثُمَّ حَثَوْا عَلَيْهِ التُّرَابَ ثُمَّ قَالُوا يَا بَنِي آدَمَ هَذِهِ سُنَّتُكُمْ وفي رواية: وهذا سبيلكم". وَزَادَ الحاكم في المستدرك: ثُمَّ حَفَرُوا لَهُ ثُمَّ دَفَنُوهُ، وَزَادَ: وَكَذَلِكُمْ فَافْعَلُوا. (أخرجه أبو داود الطيالسي (549) وأحمد (5/136) وابن عساكر (1/328/2) وابن سعد (1/33 - 34)، وقال الألباني: وهذا إسناد صحيح موقوف (الضعيفة: 6/405)). وقال الإمام الهيثمي: رَوَاهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ، وَرِجَالُهُ رِجَالُ الصَّحِيحِ، غَيْرَ عُتَيِّ بْنِ ضَمْرَةَ وَهُوَ ثِقَةٌ (8/199).
وقال الألباني : وقد جاء مرفوعا؛  أخرجه الحاكم (1/344 - 345) من طريق إسماعيل عن يونس عن الحسن عن عتي عن أبي بن كعب عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:.... فذكره نحو لفظ الطيالسي؛ وقال الحاكم: " صحيح الإسناد "، وهو كما قال. (الضعيفة: 6/405))
وفي رواية الحاكم بإسناد صحيح مرفوع عن النبي صلى الله عليه وسلم: " لما توفي آدم غسلته الملائكة بالماء وترا، وألحدوا له، وقالوا: هذه سنة آدم في ولده ". وقال: الحاكم" صحيح الإسناد ". ووافقه الذهبي.
وفي رواية الطبراني في الأوسط مرفوعا بإسناد ضعيف : "صلت الملائكة على آدم، فكبرت عليه أربعا"، وقالت: "هذه سنتكم يا بني آدم". (وفيه عثمان بن سعد وهو ضعيف، ضعفه الألباني (الضعيفة: 2872).
وقال الشيخ الألباني: وجملة القول، أن الحديث عن أبي (بن كعب) صحيح مرفوعا وموقوفا، ولكن ليس في شيء من الروايات الثابتة ذكر التكبير عليه أربعا كما في حديث الترجمة.  (الضعيفة: 6/406).
Artinya:
Dari Ubay bin Ka'b berkata, "Sesungguhnya Adam 'Alaihis Salam ketika ajalnya tiba, dia berkata kepada anak-anakya, "Wahai anakku, sesungguhnya aku menginginkan buah dari Surga." Mereka kemudian pergi memintakan buah untuk Adam, lalu para Malaikat (dalam wujud jelmaan seperti manusia) menyambut mereka dengan membawa kain kafannya (Adam) dan keranda, sementara mereka (anak-anak Adam) membawa kapak, sekop dan keranjang buah.
Para Malaikat lantas bertanya kepada mereka, "Wahai Anak-anak Adam apa yang kalian inginkan dan kalian minta?, Atau dalam riwayat lain, "Apa yang kalian inginkan dan hendak ke mana kalian pergi?" Mereka menjawab, "Bapak kami sakit dan menginginkan buah Surga."
Para Malaikat menjawab, "Kembalilah! Sungguh telah ditetapkan keputusan untuk bapak kalian (ya’ni kematian)." Mereka pun kembali pulang. Ketika Hawa' melihat para malaikat dan ia tahu siapa mereka, maka ia kembali kepada Adam untuk menjaganya.
Kemudian Adam berkata kepada Hawa`, "Menyingkirlah kamu dariku, bahwasannya aku telah diberi dari sisimu, maka biarkan yang berada di antara aku dan para Malaikat adalah Rabbku Tabaaraka Wa Ta'ala. Maka para Malaikat pun mencabut nyawanya, memandikan, mengkafani, membuatkannya liang lahat untuknya, serta menshalatinya.
Kemudian mereka masuk ke dalam makamnya dan meletakkan Adam ke dalam kuburnya, mereka letakkan batu bata di atasnya kemudian mereka keluar dari dalam makamnya. Setelah itu mereka menimbunnya dengan tanah seraya berkata, "Wahai anak Adam ini adalah Sunnah kalian”
Dalam riwayat lain: ini adalah petunjuk kalian." (Hadits Mauquf Riwayat Ahmad (5/136), At-Thoyalisi, Ibnu Asakir, Ibnu Sa’ad, dll), di nilai shohih oleh Syeikh Al-Albani (Lihat: Silsilah A Adh-Dho’ifah: 6/405)).
Dalam riwayatAl-Hakim menyebutkan hadits Marfu’ (Dari Nabi) seperti lafadz diatas,  Lalu Dalam Lafadz hadits Imam Al-Hakim di sebutkan: “Ketika Nabi Adam meninggal, lalu malaikat memandikan Adam dengar Air sebanyak jumlah yang ganjil, lalu membuatkan liang Lahad untuknya,
dan para Malaikat berkata: Ini adalah SUNNAH ADAM yang berlaku juga untuk ANAK-ANAK KETURUNAN NYA.” (HR Al-Hakim dalam Mustadrok (1/344-355) di nilai shohih oleh Imam Al-Hakim dan Imam Adz-Dzahabi)
Lalu Disebutkan pula dalam hadits yang dho’if: Para Malaikat mensholati jenazah Adam, yang di mulai dengan takbir, mereka melakukan empat kali takbir. Mereka berkata: ini adalah sunnah kalian wahai anak-anak Adam.” (Dha’if, HR Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausat, di nilai dho’if oleh Syeikh Al-Albani).
Syeikh AL-Albani Rahimahullah berkata: Dari Hadits-hadits Qouli yang ada diatas, Ada yang shohih Mauquf, Ada yang shohih Marfu’, hanya saja untuk menentukan jumlah 4 kali takbir dalam sholat jenazah adalah hadits yang tidak shohih. (Lihat Silsilah A Adh-Dho’ifah: 6/406).
 ------------------------------------------
DALAM HADITS, Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

«اللحد لنا والشق لغيرنا من أهل الكتاب»
Artinya:
 “Liang lahad adalah makam kita (umat islam), liang Syaq adalah makam selain kita dari kalangan Ahlul Kitab (Yaitu: Yahudi dan Nasrani). (Shohih, HR Ahmad (1554), di nilai shohih oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’: 5488).

            DALAM RIWAYAT LAIN:
أَلْحِدُوا وَلَا تَشُقُّوا، فَإِنَّ اللَّحْدَ لَنَا، وَالشَّقَّ لِغَيْرِنَا "
Artinya:
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Buatlah liang lahad (dalam penguburan mayat), dan jangan buat liang Syaq, karena “Liang lahad adalah makam kita (umat islam), liang Syaq adalah makam selain kita. (Hasan, HR Ahmad, di nilai hasan oleh Imam Al-Munawi dalam “Jami’ul Ahadits” (2/72)).

Liang lahat : Galian Makam -Yang Posisi Mayat terletak di pinggir, arah kiblat
Liang Lahat: Galian Makam -yang posisi mayat terletak di Tengah

Referensi:  Al-Misykatul Mashobih Karya Syeikh Al-Albani, Al-Mustadrok Ala Shohihain Karya Imam Al-Hakim, Al-Mu’jam Al-Kabir Karya Al-Imam At-Thobroni

Penulis: Lilik ibadurrohman.S.Th.I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar